Jerry D Grey : Dosa Dosa Media Amerika
Written By Unknown on Kamis, 21 Maret 2013 | 06.56
Jerry D Grey : Dosa Dosa Media Amerika | EO01
"Tidak boleh berhenti mencari kebenaran sejati. Karena kebenaran semu hanyalah argumen hipotesis yang dilontarkan para pemegang kekuasaan. Jangan takut menilai dan jangan berhenti bertanya," begitu pesan Pemimpin Redaksi RCTI, Arief Suditomo.
"Ada lima kebohongan media. Pertama, membesarkan atau mengecilkan data. Peristiwa ada, cuma
disajikan besar dan kecil sesuai maunya media. Kedua, memberitakan yang tak pernah ada. Ketiga, tidak memberitakan apa sebenarnya terjadi. Good news bagi media selalu memilih bad news. Empat, mengelabui agenda publik dengan membombardir agenda media. Lima, meyakinkan publik bahwa mereka
sedang tidak berbohong.
Pesan saya, jangan sudi dibohongi lagi," pesan Pakar Komunikasi, Effendi Gazali.?Dua pesan di atas terdapat dari pengantar buku ini. Pertama dari praktisi media, kedua pakar komunikasi. Keduanya punya apresiasi yang cukup berwarna terhadap buku yang ditulis Jerry D Gray ini. Benar pesan mereka. Sejak kebebasan pers di negeri ini buncah dari rahim reformasi, pers tumbuh bak cendawan di musim hujan. Simaklah program berita dan dialog di televisi, setiap hari kita disuguhkan dengan sangat terpaksa harus kita tonton dimana channel dipencet ibu jari.
Ada jurnalisme yang tak jelas "kelaminnya", karena yang dikejar hanyalah publik figur dan kehidupan pribadi tokoh semata. Kita tak tahu apa sebenarnya di balik berita dan narasi yang terkesan dipaksakan itu. Jangan-jangan rekayasa demi mendongkrak popularitas dan pendekatan publik relation paling mutakhir saja. ? Kali lain, darah dan air mata.
Peluru dan penjahat setiap hari menjadi berita. Kita tak tahu ada rekayasa apa dari gambar-gambar yang selalu bisa menjelaskan kaki penjahat ditembak. Jitunya tembakan, sehingga yang tertembak selalu bagian kaki dan otot belakang betis. ? Setidaknya begitulah yang harus dikritisi pada media hari ini. Termasuk media cetak.
Keingintahuan apa sebenarnya terjadi dalam proses berita disiarkan, dituliskan, harus pula menjadi
bagian informasi yang diketahui. Oleh karenanya pesan dua tokoh pada awal resensi ini menjadi amat tepat untuk diarifi. Seperti dikatakan, menyampaikan kebenaran dalam sebuah berita sering terkendala seribu satu faktor.
Buku yang ditulis Jerry D Gray ini membuka cakrawala kita tentang fakta tersembunyi kejahatan media barat pada saat ini. Dari media yang terkenal sampai media yang tak terkenal. ?"Menjadi pemikir independen memang tak mudah. Di zaman modern ini, kongkalikong pemerintah-media memang tidak sampai membunuh orang yang berusaha mengangkat kebenaran.
Dalam kondisi seperti ini, jurnalis sejati yang senantiasa menyampaikan kebenaran, seolah menjadi makhluk langka. Pers objektif dan tidak berat sebelah pun seakan mati suri. Padahal tujuan utama jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terandalkan."?Apa yang dikatakan Jerry bukanlah omong kosong. Pendapat yang lahir melalui riset bertahun-tahun ini setidaknya membuka mata kita terhadap media di negeri ini.
Dari sinilah kita akan sadar betapa dahsyatnya kebebasan pers tersebut. Seperti kita dengan telanjang melihat watergate. ?Manipulasi data, distorsi, kebohongan, kesalahan informasi akibat koridor jurnalisme kerap dilanggar akan kelihatan jika masyarakat memahami seluk beluk media. Di sinilah bakal lahir kepercayaan dengan tingkat yang lebih tinggi dalam keakuratan data dan fakta dituntut kepada media.?
Membaca buku ini tak terasa digurui oleh Jerry. Ia menyampaikan dengan bahasa yang akrab dan memiliki fakta yang bisa ditelusuri oleh pembaca pada saat ini juga. Mulai dari mesin pencari google.com sampai situs-situs yang dilacak langsung. Meski banyak memberikan kenyataan media di negeri Paman Sam, Gerry sebenarnya memberikan kejujuran atas persoalan yang dihadapi jurnalis dalam menghadapi hegemoni kekuasaan bisnis. [EO01]
Tak lupa pada akhir buku ia memberikan pemahaman prinsip jurnalisme, yaitu Mengungkapkan kebenaran; Loyalitas terhadap masyarakat; Esensi jurnalistik ada pada disiplin memverifikasi; Mandiri terhadap peristiwa yang diliput; Berperan sebagai pengawas independen bagi kekuasaan; Memberikan forum bagi kritik dan kompromi publik; Karya jurnalistik harus menarik dan relevan; Berita harus komperehensif dan proporsional; Memberi ruang terhadap pikiran sendiri sebagai tanggung jawab dan etika. Sungguh. Buku ini harus dibaca oleh siapa saja agar setiap informasi dapat dimaknai selayaknya dan tidak cepat percaya. Setelah membacanya, yakinlah Anda akan nilai kritis muncul terhadap media. Salam.[]
di posting ulang oleh eo01- Sumber: http://id.shvoong.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !